Di sebuah restoran berlogo huruf A dan W
Kita sedang duduk berdua di sebuah restoran cepat saji berlogo huruf A dan W. Gue asyik meminum iced lemon tea yang ketiga sambil mendengarkan semua ceritanya. Atau lebih tepat dramanya. Yap. drama tentang betapa dia amat sangat mencintai pacarnya yang baru dikencaninya selama tiga bulan, betapa dia percaya kalau pacarnya yang sekarang adalah benar-benar cinta sejati yang dikirimkan oleh Tuhan kepadanya, dia menceritakan bagaimana romantisnya sang pacar yang selalu mengirimkan pesan BBM “Met tidur ya chayank, jangan lupa mimpiin aku. Mmmuaahh. Luv u” kepadanya, lalu dia menceritakan bagaimana romantisnya saat sang pacar selalu membelikannya boneka babi merah jambu dari mulai ukuran mini hingga seukuran babi benaran, lalu pembicaraan beralih ke betapa romantisnya sang pacar saat menyuapi popcorn ke mulutnya ketika nonton di 21. Oh ya, dia juga bercerita bagaimana sang pacar mencipok bibirnya saat film tengah berlangsung.
Dia mengoceh tentang pacarnya kurang lebih selama dua setengah jam tanpa henti. Bila saja dia meneruskannya selama setengah jam lagi, maka ocehannya sudah menyamai durasi film Titanic, dan bila itu terjadi sudah seharusnya gue mendaftarkan dirinya ke MURI dengan kategori wanita yang mampu membuat telinga pria berdarah-darah selama dua setengah jam. Kalau saja orang ini bukan teman eks kantor gue, mungkin dari tadi sudah gue siram mukanya dengan iced lemon tea dan bilang kepadanya “Eh, gue mesti buru-buru pulang nih. Gue cabut dulu ya”
Namanya Rena, usianya kira-kira terpaut empat tahun lebih tua daripada gue namun sialnya Rena memiliki wajah yang empat tahun lebih muda dari gue. Sekilas tidak ada yang salah dengan Rena, dari luar ia terlihat menarik. Dengan kulit yang putih bersinar, isi bokong yang padat dan buah dada yang cukup ranum sudah pasti akan membuat para pria berpikir kalau Rena is the girl that I want to hook up with.
But there is something wrong with Rena by the way.
What’s that?
She’s a totally drama queen.*sigh*
Di sebuah restoran berlogo huruf A dan W (dua setengah jam kemudian)
Ini adalah iced-lemon-tea kelima yang telah gue pesan. Gue bisa merasakan rasa eneg yang luar biasa. Entahlah, mungkin eneg karena kebanyakan minum iced lemon tea atau karena dengerin Rena yang tak henti-hentinya berbicara selama dua setengah jam dengan topik yang sama: Pacar barunya.
Rena : “Eh udah malem, pulang yuk..”
Gue : “Okay..”
Kita pun bergegas menuju lapangan parkir motor. Gue membonceng Rena dengan motor Honda supra butut gue. Dan saat dibonceng pun dia masih saja menceritakan pacar barunya yang selalu membawa Honda Jazz untuk menjemputnya pergi nonton atau dinner bareng, bukan Honda Supra butut seperti gue. Pada saat itulah gue berpikiran untuk loncat dari motor dan membiarkan dirinya menabrak mikrolet depan. Tentu niatan ini hanya ada di dalam imajinasi gue belaka.
Drama. Sebagian orang menyukai film dengan genre drama. Negara yang rajin mengeluarkan film-film drama menurut gue adalah Korea selatan, ini terbukti dengan banyaknya teman-teman gue yang mengoleksi banyak DVD serialnya, dan biasanya mereka yang gemar mengoleksi DVD serial drama korea terbagi menjadi dua kaum. Pertama adalah kaum perempuan, dan kedua adalah kaum lelaki yang hobi nulis diary dan bermain boneka barbie. Jujur gue sendiri bukan pecandu film drama. Kalaupun ada film drama yang gue sukai, paling-paling itu hanya sebatas film Romeo and Juliet, atau Marimar. Iya yang terakhir itu bukan drama sih.
Banyak orang menyukai film drama – terutama perempuan – karena mereka memang membutuhkan drama untuk hadir ke dalam setiap sendi-sendi kehidupannya. Yap, drama sudah menjadi obat bagi mereka untuk kabur dari realitas kehidupan sehari-hari yang terkadang bisa terasa sangat membosankan dan begitu-begitu saja
Dengan menonton film drama kita mendapatkan rasa sedih dan rasa bahagia yang dikemas secara apik lalu disajikan kepada kita dalam bentuk tontonan, dan pada akhirnya Kita pun bisa keluar sejenak dari dunia sehari-hari yang menjemukan seperti bangun pagi pukul setengah lima subuh. Pergi ke kantor naik busway. Macet. Sampai kantor. Kerja. Ngejar deadline. Dimarahin bos. Pukul setengah lima sore. saatnya pulang. Naik busway. Macet. Sampai rumah. Makan. Mandi. Tidur. Bangun pagi pukul setengah lima subuh. Terus kita lakukan sampai kiamat. Namun sialnya inilah kehidupan yang nyata untuk kita jalani.
Beberapa orang memang menyukai film drama, tapi bukan berarti mereka juga menyenangi setiap drama yang keluar dari mulut kita, Mereka juga belum tentu menyukai setiap drama yang kita tulis lewat status Twitter atau Facebook.
Adapun berbagai macam drama yang sering gue temukan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun lewat jejaring media sosial seperti twitter dan facebook. berikut adalah contoh-contoh drama yang sering kita temui sehari-hari :
- 1. Tipe drama ala romantis
“Please…jangan tinggalin aku sayang……ku tak bisa hidup tanpamu”
“Biarlah Tuhan dan para malaikatnya yang tahu betapa aku sangat mencintaimu”
“Di matamu aku menemukan jendela. Jendela cinta antara kau dan aku”
- 2. Tipe drama ala sinetron
“HEH!! Emangnya situ siapa ya????? Lowh kira gweh takut gethu sama lowh???!!!!”
“Haloooo, ngaca dulu donk sebelum ngomongin kejelekan orang lain!! Kaya lo aja udah bener!!”
“Dari tadi gue cukup sabar ya!! Tapi kesabaran manusia ada batasnya tauk!!!!!”
Tipe drama flattering
“Cowok yang satu lift sama gue, ganteng banget gehtu dewh…dia pake kacamata frameless. Dan so sexy…”
“Makan nasi goreng, dan abang-abangnya cute banget…xixixixixixixi”
“Hei, kamu yang berdiri di sebelah sana, kamu itu cute banget loh”
Tapi bicara soal drama, gue rasa gak ada yang mengalahkan Rena.
Di sebuah restoran berlogo huruf A dan W (enam bulan kemudian)
Kita sedang duduk berdua di sebuah restoran cepat saji berlogo huruf A dan W. Gue asyik meminum iced lemon tea yang ketiga sambil mendengarkan semua ceritanya. Atau lebih tepat dramanya. Yap. drama tentang betapa dia amat sangat membenci mantan pacarnya yang baru dikencaninya selama enam bulan, betapa dia percaya kalau pacarnya yang sekarang adalah benar-benar jelmaan setan yang dikirim Lucifer kepadanya, dia menceritakan betapa dirinya begitu sedih saat sang pacar sudah tidak pernah lagi mengirimkan pesan BBM “Met tidur ya chayank, jangan lupa mimpiin aku. Mmmuaahh. Luv u” kepadanya setiap malam, lalu dia menceritakan bagaimana dia sudah membuang semua boneka babi merah jambu dari yang berukuran mini hingga seukuran babi dewasa yang pernah diberikan sang pacar dahulu.
Rena oh Rena.
Something that you need to know about this blog:
- I write this blog based on my true experiences
- The name of the characters on this blog is not real anymore (Except my own character), I change it due to avoid some feuds, lawsuits, or even dead threats to me, my cats, and my dogs.
- I dramatize and exaggerate some parts in order to make a good story with a good punchline so that you can laugh your ass off and say “Hey this blog is funny! I love it!”
- I write this blog mostly on Friday night and Saturday night. Why? because that’s what forever alone dude do.
Masdin Pacidda
January 29, 2012
Hehehe… setuju sekali dengan blog ini. Hidup memang bisa dianalogikan dengan banyak hal. Hidup ini seperti air yang mengalir…. hidup ini seperti naik kereta… dll…
Salam kenal…
elfarizi
January 29, 2012
Hidup memang seperti drama, tapi semoga manusianya tidak semua jadi dramaqueen yaaa 😀
Nice blog, saya suka kontennya 😀
nadiafriza
February 4, 2012
hey, i think you really wanna hook up with her 😀
fatma pety
February 15, 2012
maka cintai dan benci seseorang sekedarnya saja 🙂
Jefry
April 13, 2012
memang seperti drama namun jangan sampai kita memerankan tokoh yang senantiasa tersiksa karena cinta yang tak ada habisnya