Damn, sudah hampir sembilan bulan blog ini gue anggurin, postingan terakhir ada pada bulan Maret 2015. Entahlah, gue pun merasakan kalau tahun 2015 bisa dibilang tahun yang paling tidak produktif bagi gue dalam membeli buku, membaca buku atau sekadar menulis blog.
Well, speaking of blog. gue baru menyadari kalau usianya di Desember 2015 tepat berusia 4 tahun.
Happy 4th anniversary my blog!
Gue masih ingat saat pertama kali memulai blog ini di bulan Desember 2011, di suatu malam minggu yang kelam tanpa pacar untuk diajak nonton atau dinner bareng. Merasa tersisihkan dan terhina menjadi seorang jomblo di malam minggu, maka gue memutuskan untuk menulis blog sebagai pelipur lara. Tidak lupa turut berdoa kepada Tuhan meminta hujan turun deras demi menggagalkan mereka yang tengah berpacaran
Tahun ini gue beranjak 30 tahun, tahun dimana kalau kata temen-temen gue seharusnya udah menikah, punya 2 anak, dan 1 istri simpanan.
Anyway di usia ke 30 tahun, gue menyadari semakin tua usia gue, semakin sering gue bernostalgia dengan momen-momen yang sudah terjadi dalam hidup gue. momen-momen yang patut disyukuri atau disesali, momen-momen yang membuat gue ada pada hari ini, momen-momen yang mungkin gak akan lagi terulang di usia kepala tiga nanti, dan menulis dalam blog ini telah banyak membantu gue untuk hadir kembali dalam momen-momen itu lewat membaca postingan lama.
Platform blog sendiri di Indonesia sepertinya sudah sirna, sempat populer di awal tahun 2000 lewat Raditya Dika dengan blog-nya yang terkenal si kambingjantan.com, saat itu banyak orang yang membuat blog ramai-ramai dan menulis dengan gaya Radit. Tahun demi tahun setelah itu kepopuleran blog tidak lagi terdengar namanya, terlebih setelah kelahiran twitter yang orang sebut sebagai mikro blog.
Walau menurut berbagai sumber yang gue baca, twitter saat ini sudah mulai ditinggalkan banyak usernya, kalau gak percaya coba perhatikan seleb-seleb twit kita dengan ribuan followers yang dulunya kerap mendapatkan ratusan retweet dari followers nya maka kini hanya ada segelintir follower yang meretweet cuitannya.
Sementara itu blog, walau tidak lagi berjaya seperti awal tahun 2000-an namun hingga saat ini platform blog merupakan platform sosial media yang masih bertahan hingga sekarang. Blog mungkin sirna tapi selama masih ada orang yang doyan menulis dan membaca maka ia tidak akan mati, sampai saat ini pun masih ada segelintir blogger yang konsisten dalam menulis blog. Orang-orang seperti ini biasanya masuk golongan
- Penulis
- Pengangguran
- Penulis yang pengangguran.
Berikut adalah daftar tiga blog yang gue kagumi, mereka masih ngeblog hingga saat ini walau dengan frekuensi yang jarang.
Blogger yang paling gue segani sekaligus gue kagumi adalah Pierre kim, seorang Korean-American yang tinggal dan bergelut dengan seputar kehidupan rumah tangganya di kota New York. Dalam blog-nya Pierre menamai dirinya sebagai metrodad, istrinya sebagai boss lady, anak perempuannya sebagai peanut.
Membaca blog yang ditulis Pierre seperti menonton film pendek tentang kehidupannya secara kronik. Tentang bagaimana dirinya bertemu dengan seorang wanita, jatuh cinta, dan menikahinya, tentang bagaimana pernikahan itu pun melahirkan seorang anak perempuan yang ia juluki sebagai peanut pada blognya, hingga tentang bagaimana pernikahan itu sendiri harus kandas dan berakhir dengan perceraian, hingga tentang bagaimana perjuangan dirinya harus membesarkan si peanut seorang diri.
Apa yang gue suka dari Pierre saat membaca blog-nya adalah ia mampu mengocok-ngocok emosi gue. Lewat tulisannya Pierre mampu membuat gue tertawa terpingkal-pingkal, tersenyum, kadang terdiam dan berhenti sebentar karena sedih. Membaca tulisan Pierre seperti sedang mengobrol dengannya di sebuah kedai kopi dan mendengarkan dirinya bercerita selama berjam-jam tentang kehidupannya.
Pierre mampu menulis secara apik dan memberikan sentuhan humor pada setiap tulisannya, walau bukan penulis buku profesional, Pierre memiliki kemampuan menulis yang baik, sangat baik malah. Hal ini bisa dimengerti karena Pierre sendiri menyebut dirinya sebagai voracious reader, karena memang demikian hukum yang berlaku dalam dunia kepenulisan, a good writer is a good reader.
ditulis oleh Matt, seorang pria yang mengalami perceraian dan menulis bagaimana ia menghadapi paska perceraian tersebut dari hari ke hari. Blog nya sempat dinobatkan sebagai freshly pressed oleh platform wordpress. Dalam interview-nya dengan wordpress, Matt sendiri mengaku kalau menulis merupakan bentuk terapi yang cocok baginya paska perceraian yang ia alami.
3. Suamigila
Gue pertama kali tahu Adhitya Mulya dari karya buku komedi romantisnya yang berjudul Jomblo : Sebuah komedi cinta, gege mengejar cinta, catatan mahasiswa gila, dan buku terbarunya yang akan diangkat ke layar lebar : Sabtu Bersama Bapak.
Satu hal yang gue kagumi dari Adhitya Mulya adalah ia mampu membagi waktunya antara menulis buku dan sebagai seorang pimpinan pada sebuah perusahaan pelayaran ternama bilangan Jakarta. Kalau enggak salah demi menulis buku Adhit selalu menyempatkan diri untuk datang lebih pagi ke kantor dan menulis sebelum jam bekerja di mulai atau setelah pulang kantor ia akan berusaha menulis hingga larut malam, dan ini merupakan sebuah totalitas yang menurut gue gak mudah untuk dilakukan. Gue sendiri pun masih sulit membagi waktu antara menulis blog dengan menjadi abang-abang gojek.
Lain hal yang gue kagumi dari sosok Adhitya Mulya walau di tulisannya ia tampak konyol dan bodoh, namun dalam hal wawasan menurut gue Adhit seorang yang cerdas. hal ini setidaknya bisa gue ketahui saat ia menulis banyak hal soal parenting, ilmu agama, finansial, politik, dan karir dalam blog pribadinya.
4. The laughing phoenix by : Henry Manampiring
Heny Manampiring dikenal lebih dulu sebagai celebtwit lewat akun twitter : @Newsplatter . Awalnya gue follow Henry karena tertarik dengan cuitannya yang komikal, setelah tahu dia punya blog, gue pun ikut follow blog-nya dan BAM! gue langsung tertarik dengan apa yang dia tulis. Henry punya selera humor yang soft namun kadang menohok di hati. Telah menerbitkan tiga buah buku, dan gue baru beli dua di antaranya : Cinta (tidak harus) mati dan 7 kebiasaan orang yang nyebelin banget.
Merupakan blog pribadi Dochi Sadega, pentolan sekaligus basis dari band pop punk asal Jakarta, Pee wee gaskins. Gue sendiri bukan dorks (Sebutan untuk fan PWG) gue hanya sedikit menikmati karya-karya PWG yang gue download di itunes
Gue suka dengan blognya Dochi karena gue menikmati setiap tulisannya yang renyah dan kadang sentimental. Sekilas dilihat dari caranya menulis blog hampir hampir mirip dengan menulis lirik PWG.
Membaca blog Dochi sedikit banyak gue jadi tahu tentang how to build your brand image and widen it. Brand image yang dimaksud bisa mengacu kepada Band lo sendiri, bisnis lo sendiri, atau bahkan diri lo sendiri. Selain itu Dochi juga menulis banyak hal yang dilihat dari kacamata seorang Dochi sadega: baik itu soal relationship, soal menulis lagu, soal memasarkan lagu secara indie, soal menjadi seorang pemimpin dalam sebuah band, soal mencari sebuah inspirasi, hingga soal yang remeh-temeh seperti bagaimana cara pedekate dengan cewek.
Lalu apa parameter gue dalam menilai mana-mana saja blog yang worth to read dan not worth it? Jujur gue sendiri gak pernah melihat jumlah traffic yang tinggi atau banyaknya komentar pada sebuah blog menjadikan blog itu sebagai worth-to-read. Karena banyak blog (terutama blog indonesia) yang memiliki banyak traffic dan komentar namun secara tulisan terlihat seperti ditulis oleh murid SD kelas 6. Gue selalu melihat blog yang bagus dari bagaimana cara sang blogger itu sendiri menulis dan menghipnotis pembacanya dengan gaya tulisannya. Gue percaya semakin sering si blogger membaca buku maka semakin bagus cara ia meramu tulisannya.
Lalu apa harapan gue di usia ke 4 tahun untuk blog ini? harapan gue sederhana saja, gue ingin tetap bisa ngeblog terus di platform hingga tahun-tahun ke depan, gue ingin menuangkan setiap momen-momen dalam hidup gue secara kronik dalam blog ini : Seperti menikah, punya anak, menjadi orang tua bagi anak-anak, dan ketika gue mewujud sebagai kakek-kakek berumur 90 tahun nanti, setidaknya gue bisa menikmati kembali momen-momen tersebut dengan membaca blog ini.
Something that you need to know about this blog:
- I write this blog based on my true experiences
- The name of the characters on this blog is not real anymore (Except my own character), I change it due to avoid some feuds, lawsuits, or even dead threats to me, my cats, and my dogs.
- I dramatize and exaggerate some parts in order to make a good story with a good punchline so that you can laugh your ass off and say “Hey this blog is funny! I love it!”
- I write this blog mostly on Friday night and Saturday night. Why? because that’s what forever alone dude do.
Vicky Laurentina
January 4, 2016
Amien, gw harap doa lu dikabulkan ya.
Gw penulis, dan bukan pengangguran.
hidupiniseperti
January 10, 2016
Couldn’t you see I was making a joke of it. it’s called dark humor.